GUDANG MAKALAH

Wednesday, 13 August 2014

CARA MENGINGATKAN KESALAHAN ORANG LAIN




Huququl muslim (hak-hak bagi seorang muslim) selanjutnya adalah bersikap baik terhadap semuanya dan mengingatkan orang lain sesuai dengan tata cara yang efektif dan efisien. Coba baca teks arabnya berikut :
أن يخالق الجميع بخلق حسن ويعاملهم بحسب طريقته فإنه إن أراد لقاء الجاهل بالعلم والأمي بالفقه والعي بالبيان آذى وتأذى.
Semua orang mempunya ciri dan watak yang berbeda-beda. Ada yang bersikap lembut tapi jahat, ada yang sukanya marah-marah tapi cepat luluh hatinya, ada yang mudah patah semangat tapi sekali diberi motivasi langsung bergejolak kemauannya, dan macam-macam lagi bentuknya. Makanya gati-hati dalam menilai orang lain apalagi mengingatkan kepadanya jika terdapat kesalahan yang ada pada dirinya. Bagi saya ini adalah tantangan yang besar, karena menyangkut dengan perasaan. 
Untuk memperoleh hasil yang bagus dalam mengingatkan pada orang lain ketika ia berbuat kesalahan adalah dengan melakukan penyuluhan atau peringatan yang disesuakan dengan situasi dan kondisi.
Ketiak yang mau diingatkan adalah orang yang bodoh, maka ingatkanlah dengan menggunakan ilmu. Jangan asal-asalan dalam mengingatkan karena bisa berdampak negatif dalam hubungan sosial psikologis. Coba bayangkan jika ada seorang imam yang salah dalam bacaan surat al-fatihahnya ketika menjadi imam masjid jami’, kemudian anda bermaksud mengingatkan dan membetulkan kesalahan tersebut didepan orang banyak? Pasti imam tersebut tersipu malu. Biarlah imam itu pulang ke rumah dahulu, kemudian anda mengikuti dibelakangya dan mengingatkannya dalam keadaan empat mata. Pasti imam tersebut akan merasa berterimakasih begitu besarnya pada anda. Dan inilah yang dicontohkan oleh akhlak Rasulullah serta para ulama’. 
Ada Suatu kisah tentang seorang perempuan cantik yang sedang membeli sesuatu di sebuah toko, pemilik toko bernama Kyai Khatim Al-Ashom. Ketika dalam proses akad jual beli wanita itu mengeluarkan suara kentut, dan wanita itu tersipu malu dihadapan Kyai Khatim Al Ashom. Namun Kyai Khatim seolah tidak mendengarkan suara kentutnya, beliau menghiraukan saja meskipun sebenarnya beliau tahu dan mencium bau kentut wanita itu. Hatim Al Asham berkata : “hai, keraskanlah suaramu, karena aku tidak mendengar apa yg kamu bicarakan”, Hatim berpura-pura tuli agar wanita itu menyangka bahwa Hatim tidak mendengar kentutnya yang membuat dirinya malu itu, kemudian wanita itu pun mengulangi ucapannya dengan agak keras dan Kyaiu Hatim pun menjawabnya dengan suara agak keras pula. Setelah wanita itu mengetahui bahwa ternyata pemilik toko itu tidak tahu kalai dirinya kentut, akhirnya wanita itu melanjutkan proses jual belinya dan gembira sekali. Itulah tujuan Kyai Khatim bahwa agar wanita tersebut tidak down (malu diri) untuk selamanya ketika suatu saat bertemu lagi dengan Kyai Khatim. Dari kisah itulah kemudian Kyai Khatim dijuluku Al Ashom (yang tuli) yang sebenarnya tidak tuli, hanya bohongan. (kisah ini diambil dari cerita yang terdapat pada kitab-kitab adab salafiyyah).

Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Rahman Hatim bin Alwan, terkenal dengan sebutan  Al-Asham,  beliau termasuk tokoh guru besar (syaikh) khurasan, murid Syaikh Syaqiq, guru Ahmad bin Khadrawaih. Dia pernah mengunjungi Baghdad dan menetap di kota ini sampai meninggal. Tercatat, meninggal di Wasyjard, dekat kota Tarmidz, pada tahun 237 H (852 M). Hatim al-asham adalah orang yang sangat sopan dan jg dermawan. 

Itulah postingan ngaji ihya’ bareng Abah Mukhlish. Teruskan ngaji Ihya’ berikutnya dengan postingan baru dari saya. 
baca ini : 
ETIKA BERTAMU

No comments:

Post a Comment