GUDANG MAKALAH

Thursday, 21 August 2014

PREDIKSI KEKALAHAN PRABOWO HATTA DALAM SIDANG PHPU



Proses pemilihan pasangan presiden dan wakil presiden masa jabatan 2014-2019 telah berjalan. Namun dalam perjalanan ini terdapat liku yang tajam, yakni adanya ketidakpuasan dari satu calon yaitu Prabowo Hatta. Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menuding ada kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif dalam pelaksanaan pesta demokrasi itu. Kubu ini tak menerima hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU). Padahal KPU telah melakukan rekapitulasi terhadap hasil pemungutan suara. Akhirnya Pasangan ini pun kemudian mengajukan gugatan sengketa ke Mahkamah Konstitusi

Kita boleh mengajukan aduan pada Mahkamah Konstitusi, karenan adanya MK memang untuk dimintai bentuk perranggungjawabannya. Namun jika tidak sewajarnya, makan akan menjadi hal yang tidak menenangkan bahkan merisaukan warga.

Masalah besar bagi Prabowo Hatta
Permohonan Prabowo-Hatta itu berisi dua hal pokok, yang pertama adalah klaim mereka unggul dengan 50,26 persen alias 67 juta suara berbanding 49,74 persen alias 66 juta sekian. Kedua, mereka menyatakan telah terjadi kecurangan bersifat terstruktur, sistematis, dan masif oleh Komisi Pemilihan Umum. 

Prabowo asal mengajukan gugatan saja
Rata-rata, baik pemilu atau pemilihan umum kepala daerah itu banyak sekali mereka yang kalah sesungguhnya selalu mencari alasan untuk mempermasalahkan ini. Ini adalah hal yang wajar, tapi tidak profesional. 

Saya kira memang terjadi kecurangan di beberapa tempat. Tapi itu tentu dalam kaitan pemilihan presiden ini tidak dilakukan oleh satu kekuatan tunggal. Artinya, mungkin kecurangan ditemukan tapi semua kandidat berpotensi melakukan hal tersebut. 

Kecurangan banyak karena memang pengelolaan pemilu kita lebih rumit dibandingkan pemilu lainnya. Tetapi apapun itu, tidak bisa kita kemudian mengatakan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif kalau misalnya perbandingan kekuatan dua kubu ini relatif seimbang.

Karena kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif itu mengandaikan ada ketidakseimbangan kekuatan. Karena itu, menurut saya berat untuk membuktikan dalil baik itu unggul suara atau terjadi kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif.

Prabowo bakal kalah dalam sidang MK
Prediksi saya adalah tadi saya sampaikan 90% permohonan bisa ditolak. Berat untuk kemudian mengatakan ini akan diterima. Tetapi kita tahu ada subjektivitas hakim Mahkamah Konstitusi dalam yurisprudensi mereka lakukan dengan mengatakan mereka sekarang ini beraliran keadilan substantif. 

Artinya mereka tidak hanya berbicara mengenai hal-hal sifatnya kuantitatif, tapi juga kualitatif. Ruang tersedia inilah kemudian barangkali bisa memunculkan kejutan walau sesungguhnya saya tidak ingin ada kejutan-kejutan seperti itu. 

Kalau kondisi semuanya normal maka sesungguhnya berat bagi permohonan ini dikabulkan. Tapi dalam putusannya, Mahkamah Konstitusi tetap akan mengakui kalau ada kecurangan.
Tapi barangkali hasil akhirnya bisa dikatakan seperti Pemilu 2009. Belum bisa dikatakan terjadi kecurangan-kecurangan bersifat terstruktur, sistematis, dan masif.

No comments:

Post a Comment