Hari ini Minggu
17 Agustus 1945 umat Islam di seluruh tanah air Indonesia sedang merasakan
kebahagiaan dan kegembiraan atas kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang ke-69. Setelah merasakan kemerdekaan umat Islam seluruh dunia yakni hari
raya idul fitri kini kemerdekaan terlintas kembali khusus bagi umat Islam
Indonesia. Kedua momentum tersebut mempunyai kesamaan dalam merenggut
kebahagiaan sejati. Akan tetapi juga masih mempunyai kekurangan bagi pribadi
masing-masing yang tidak mau merdeka atau memang tidak mampu untuk merdeka.
Bagi yang tidak
mau merdeka adalah mereka yang tidak berpuasa ramadhan tapi mengaku dirinya
Islam atau mereka yang bertindak kejahatan seperti korupsi tapi mengaku dirinya
adalah warga negara Indonesia.
Bagi yang tidak
mampu untuk merdeka adalah mereka yang tidak mampu berpuasa karena fisiknya
lemah, namun mereka masih bagus karena dapat menjumpai hari kemenangan Idul Fitri
atau mereka yang hidup miskin dibawah injakan orang-orang yang berbuat korupsi
dan mereka menjumpai kemerdekaan Republik Indonesia hari ini, namun mereka
tidak bisa berbahagia secara penuh.
Kemerdekaan bagi
pahlawan RI sebenarnya juga pernah dirasakan hal yang sama oleh mujahid umat
Islam zaman Nabi Muhammad SAW yaitu pada saat Fathu Makkah (Pembukaan/Kemenangan
Kota Makkah). Kedua momentum ini dalam hal mempertahankan kemerdekaannya sama-sama
mengalami kemajuan dan kemunduran.
Kemajuan yang
terjadi pada saat Fathu Makkah oleh Nabi Muhammad SAW adalah berhasil mengalahkan
orang kafir dan mengusirnya, atau tidak mengusirnya tapi harus membayar pajak
kepada negara. Nabi juga menghapus sistem perbudakan dari yang tadinya budak
seolah tidak diberlakukan secara wajar menjadi bentuk perlakuan budak yang
lebih terhormat. Sama-sama mempunyai kedudukan dengan sayyidnya baik dalam hal
pola makan maupun pakaian.
Begitupula pada
saat hari kemerdekaan RI 1945 Presiden Soekarno berhasil mengusir Belanda dan Jepang
dari tanah air. Bagi warga Belanda dan Jepang yang bukan penjajah diperbolehkan
tinggal di Indonesia namun dengan syarat mau mengikuti UUD 1945 Republik Indonesia.
Sedangkan kemunduran
yang terjadi bagi umat islam saat ini adalah sedikit sekali orang yang masih mengamalkan
ajaran-ajaran nabi apalagi ditengah derasnya arus globalisasi yang lebih
didominasi oleh budaya barat. Banyak orang yang mengaku Islam tapi perilakunya
tidak Islami, Islam KTP. Fasilitas pendidikan islam sekarang lebih banyak
dibanding zaman nabi akan tetapi tidak bisa membentu karakter muslim yang
berkualitas. Justru fasilitas pendidikan islam yang dulu hanya menggunakan
pasir sebagai lantai, batu sebagai tempat tulisan, pelapah kurma sebagai
alas tidur, tapi bisa menciptakan ulama yang berkualitas.
Begitupula kemunduran
yang terjadi bagi warga Indonesia saat ini. Secara tertulis (de jure)
Indonesia memang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun secara nyata (de
facto) Indonesia belum sepenuhnya merenggut kemerdekaan tersebut.
Dari segi
budaya yang tadinya budaya peninggalan pahlawan Indonesia adalah gagah berani
membela bangsa sekarang ini budaya bangsa indonesia mulai melemah, terbukti
dengan banyakya pemuda atau pejabat yang gagah berani namun hanya untuk modus
belaka demi meraup kekayaan dan kemewahan saja.
Dari segi
pendidikan yang dulunya Indonesia sebagai basis pendidikan bagi warga Malaysia
sekarang malah terbalik. Banyak warga Indonesia yang berbondong-bondong
mengikuti pendidikannya melalui beasiswa ke Malaysia. Dalam hati kecil, mereka
mempunyaai kebanggaan tersendiri ketika mereka bersekolah di luar negeri. Mempunyai
prestis yang tinggi. Bukannya malah bangga ketika bersekolah di negaranya
sendiri.
Dari segi teknologi
memang banyak kemajuan yang terjadi. Mulai dari telegram sampai ke telepone dan handpone,
bahkan sampai jaringan internet. Dulu stasiun televisi di Indonesia hanya TVRI
namun sekarang banyak sekali. Namun kemajuan tersebut terkadang terlalaikan
oleh para pengguna khususnya warga Indonesia.
Dari segi
ekonomi yang sangat fundamental (pokok) dulunya perekonomian Indonesia
hampir meyamakan level negara-negara maju sehingga selisih dolar dengan Amerika
tidak terlalu tinggi namun sekarang ini nilai rupiah benar-benar merosot. Indonesia
yang seharusnya merdeka dari dari berbagai belenggu namun hutang Indonesia
sampai triliunan. Bank Indonesia (BI) mencatat total hutang luar negeri
Indonesia per Januari 2014 mencapai USD269,27 miliar atau Rp 3.042,751 triliun
jika mengacu kurs Rupiah sebesar Rp11.300 per USD.
Indonesia yang
sebenarnya negara kaya akan lahan namun tak bisa memberdayakan lahan tersebut,
bahkan dimanipulasi oleh warga asing. Warga Indonesia yang seharusnya mencintai
produk buatan sendiri akan tetapu mereka justru lebih banyak mengkonsumsi
barang-barang impor.
Melihat kemunduran
yang terjadi saat ini, Indonesia sudah merdeka namun dalam derita yang begitu
melanda. Kita bukan cuma harus sadar diri terhadap keadaan negara kita namun
yang terpenitng adalah memikirkan bagaimana agar kita secara bersama membangun
kejayaan kembali bangsa Indonesia seperti kejayaan yang pernah diraih oleh
simbah buyut kita. Minimal tidak melakukan tindak kejahatan / kriminal didalam
negara Indonesia.
INDONESIA !!!
MAJU... JAYA...!!!
MERDEKA!!!artikel terkait :
SUKSESKAN KEMERDEKAAN RI DENGAN PERLOMBAAN
No comments:
Post a Comment