GUDANG MAKALAH

Thursday, 21 August 2014

PERSIAPAN MENJELANG SIDANG PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM




Akses lalu lintas di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, baru-baru ini telah ditutup sejak hari Rabu (20/8/2014) pada waktu tengah malam, tepatnya menjelang sidang putusan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang akan digelar MK pada hari ini, Kamis (21/8/2014). Rencananya sidang dijadwalkan tepat pada pukul 14.00 WIB.



Sementara itu kubu dari Prabowo Hatta sedang menyiapkan sesuatu yang harus disiapkan. Mulai dari berkas-berkas, opini dan lain sebagainya. Para pengunjuk rasa pun sedang mulai menggelar aksinya. Keadaan ini membuat polisi harus turun tangan untuk mengkondisikan dan mengamankan suasana



Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan bahwa para pengunjuk rasa hanya bisa menggelar aksi di ring tiga. Adapun bawahan dari Kapolda saat itu juga sedang mengamankan kondisi agar tetap dalam suasana yang tenang dan tenteram.



"Untuk unjuk rasa hanya sampai ring tiga yaitu di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Kedutaan Besar AS (Amerika Serikat), Pertamina, dan Harmoni," ujar Rikwanto, Kamis (21/8/2014).



Rikwanto menjelaskan bahwa wilayah yang masuk dalam kawasan Ring 1 adalah Ruang Sidang Utaa MK, sementara Ring 2 merupakan lingkup Gedung Mahkamah Konstitusi mulai dari halaman sampai depan Gedung MK. Ring 3 ada di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Kedubes Amerika Serikat, Pertamina, dan Harmoni. Adapun, Ring 4 adalah titik-titik berjarak beberapa ratus meter dari Gedung MK.



Pengunjuk rasa hanya bisa melakukan aksi hingga di Ring 3. Jalur setelah perempatan Patung Kuda Arjuna Wiwaha ke arah Jalan Medan Merdeka Barat saat ini sudah ditutup.



Jumlah personil yang disiapkan di Ring 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebanyak 3500 orang. Sementara, total personil kepolisian yang diterjunkan untuk mengamankan di sejumlah titik pada hari ini sebanyak 21.000 orang. Dengan jumlah ini tak sebanding dengan jumlah pengunjuk rasa. Jadi sangat mudah bagi polisi untuk mengendalikan keamanan dalam tempat tersebut.



Bagi warga Indonesia yang sebentar lagi akan menyaksikan keputusan rapat tersebut diharapkan tetap enjoy dan menerima keputusan dengan lapang dada. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang mau menerima takdir. Ingat takdir itu sudah ditentukan oleh Allah pada zaman Azali. Tak sepatutnya kita yang beragama melawan atau membelot dari takdir. Terkadang takdir memang berat untuk diterima. Apalagi jika takdir itu tidak sesuai dengna keinginan kita. Kalau memang demikian seharusnya kita bertanya siapa sebenarnya yang membuat takdir?.



Gugatan kubu Prabowo Hatta seolah tak akan ada hentinya kalau mereka tetap panas dan membelot dari takdir. Seharusnya sebagai orang yang bijak mengucapkan kalimat Alhamdulillah ketika kalah. Dan mengucapkan innalillah bagi yang menang. Baca artikel ini yang kalah alhamdulillah yang menang innalillah. Dalam artikel ini diharapkan akar para calon pemimpin menyadari apa yang sesungguhnya yang dikehendaki dalam mencalonkan diri sebagai pemimpin.

No comments:

Post a Comment