Dalam postingan ini
saya akan menyampaikan isi mauidhoh hasanah oleh KH. Akrom Sofwan Pekalongan
yang mengisi acara Maulid Nabi bergilir sekaigus Halal bi halal warga gembong. Beliau
menekankan pada inti pidatonya bahwa Islam memiliki ajaran yang membentangkan
dua bentuk hubungan yang harmonis
1. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah
(ubudiyah) atau yang populer dikatakan dengan hablum minallah bahasa gaulnya
adalah hubungan vertikal
2. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya
dalam wujud amaliyah sosial bahasa gaulnya adalah hubungan horizontal
Dalam Al-Qur'an surat
Ali Imron: 112 Allah swt berfirman
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ
اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ
اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا
وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia
dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas."
Ayat ini memberikan
kepada kita tentang malapetaka yang telah menimpa Bani Israil sebagai akibat
kedurhakaan mereka kepada Allah dan kepada para nabi. Sehingga mereka
harus mengalami malapetaka, kehinaan, kemiskinan, dan kemurkaan dari Allah. Dan
dalam ayat tersebut diberitakan pula bahwa jalan keluar dari segala malapetaka
tersebut adalah membangun kembali hablum minallah dan hablum minannas.
Hablum minallah menurut
bahasa berarti hubungan dengan Allah. Namun dalam pengertian syariah makna
hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari,
Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah "Perjanjian dari Allah,
maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan
keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat" Sehingga dapat kita
pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita mempunyai
kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, dan apakah hak-hak Allah itu? Hak-hak
Allah ialah mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta
menjalankan syariat Allah. Misalnya: sholat, puasa dan sebagainya.
Namun apakah cukup
hanya dengan hablum minallah saja, sedangkan di sisi yang lain kita mengabaikan
hablum minannas? Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Di dalam Al-Quran juga banyak
ayat-ayat yang menyebutkan tentang perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan
dengan hablum minannallah namun diiringi juga dengan hablum minannas,
antara lain.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19),
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir (21), Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22),
Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (23), Dan orang-orang yang dalam
hartanya tersedia bagian tertentu (24), Bagi orang (miskin) yang meminta dan
orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)"
Hablun minannas yang
dapat kita terapkan di Indonesia saat ini adalah menjaga hubungan baik antar
teman meskipun beda partai, baik yang pro Prabowo ataupun yang pro Jokowi
semuanya dalam naungan Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu
marilah kita jaga persatuan dan kesatuan ini.
Menurut KH. Akrom
Sofwan seharusnya yang terpilih menjadi presiden mengucapkankalimat Innalillahi
wainnailaihi roji’un. Menganggap bahwa dengan terpilihnya menjadi presiden
adalah sebuah malapetaka besar karena ia harus menanggung umat yang begitu
banyaknya. Mampukah mengengemban amanahnya?
Sebaliknya yang kalah
dalampemilihan presiden sebaiknya menguccapkan kalimat alhamdulillah, karena ia
tidak jadi mengemban amanah yang begitu besarnya. Ia lepas beban terhadap
tanggunjawab.
Dengan adanya ucapan
seperti itu , dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang benar-benar
demokrasi. Saling menjaga hubungan harmonis antar sesama, menerima apa adanya,
tidak membelot, bahkan menentang. Sehingga terbentuklah negara Indonesia yang makmur
dan sejahtera.
No comments:
Post a Comment