GUDANG MAKALAH

Saturday, 23 August 2014

KHUSNUDZAN



Ketika melihat suatu perkara yang menempel pada orang lain janganlah melihat keburukannya tapi lihatlah kebaikannya saja. Kalau sudah mati beda lagi. Malah justru kita wajib khusnudzan padanya. Tidak boleh su’udzon padanya apalagi apalagi mengumbar keburukannya. Walaupun memang terdapat keburukan pada si mayit. Jangankan dengan umat Islam, dengan orang kafirpun diperintahkan untuk menyangka atas kebaikannya.

 Huznudzan kepada Allah SWT mengandung arti   Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya.  Apabila seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT, maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut.  Dan jika seorang hamba berprasangka baik kepada Allah SWT, maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.

انا عند ظن عبدي بي فليظن بي ما شاء

Ketika kita melihat anak kecil, janganlah mengatakan ia belum bisa apa-apa, amal ibadahnya belum seberapa. Tapi berprasangkalah yang baik padanya bahwa anak kecil masih suci, bersih, belum ternodai oleh dosa. Sedangkan kita yang dewasa sudah banyak sekali lumuran dosa. Punya dosa dengan yang tidak punya dosa kira – kira mulia yang mana?

Begitujuga ketika melihat orang kafir, berprasangkalah bahwa barangkali saja ia akan masuk Islam dan membaca syahadat kemudain mati. Siapa yang tahu akan hal demikian? Tentunya hanya Allah yang Maha Tahu. Dengan begitu ia mati dalam keadaan khusnul khotimah. Sedangkan kita yang tiap hari tak henti – hentinya melakukan ibadah sholat, puasa, zakat, haji, dan amalah lainnya belum tentu akan berakhir dengan manis membawa buah dari berbagai amal yang telah kita lakukan. Mungkin saja Allah menghendaki kita mati tidak dalam keadaan khusnul khotimah (na’udzu billah min dzalik)

Lihatlah seorang ulama yang terkenal pada zamannya, ahli tirakat, puasa 40 hari tidak pernah buka, ia adalah Barseso. Tidak ada yang mengalahkan dalam ibadah. Ia adalah orang yang paling giat ibadah kepada Allah SWT. kita pernah dengar ayat al-Qur’an :

قم الليل الا قليلا
“Dirikanlah ibadah semalam sutuk kecuali sedikit untuk istirahat”

Justru Barseso semalam suntuk gak pernah ada habisnya untuk beribadah. Tapi akhir cerita Barseso mati su’ul khotimah. 

Lihatlah cerita tentang pendeta Bahramal-Majusi yang diceritakan oleh Abdullah Ibnu Mubarok tentang menyampaikan salam untuk Bahram dari Nabi Muhammad. Barham adalah seorang majusi yang banyak melakukan dosa. Singkat cerita karena ia meolong sebuah keluarga yang sedang kelaparan hingga akhirnya ia memberikan makan pada keluarga tadi. Tidak tahunya setelah ia mendapakan salam dari Nabi tiab-tiba ia semaput dan meninggal. Dengan begitu ia mati dalam keadaan khusnul khotimah.

Dari keterangan diatas kita tidak boleh sombong apalagi menghina orang lain. Sesuatu ang baik harus dilakukan dan yang tidak baik tidak usah dilakukan. Kita tidak akan muncul sifat kesombongan kala menyadari bahwa orang yang besar itu adalah orang yang besar menurut pandangan Allah. Orang yang besar belum tentu besar dihadapan Allah. Lihatlah akhir hayatnya. Maka dari itu yang perlu ditingkatkan agar kita terasa besar di sisi Allah adalah dengan senantiasa melakukan amal ibadah yang ikhlas dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Adapun untuk mengetahui akhir hayatnya seseorang dimana ia termasuk orang baik atau tidak adalah dengan melihat awal dari kehidupannya. Sebab awal adalah penentuan akhir sebuah perkara. Akhir itu melihat awal permulaan.

No comments:

Post a Comment