Sepanjang perjalanan mudik ayahku
kemarin ada sebutir gejolak hati yang terasa begitu prihatin dengan keadaan Negara
Indonesia sekarang ini. Ayahku pulang dari Tanggerang pas hari lebaran naik bis
jurusan Pemalang. Tak seperti biasanya beliau pulang pas lebaran. Biasanya sebelum
lebaran kurang 2-5 hari. Yang menjadi terkejut bagi keluarga kami adalah ketika
melihat liputan berita di televise jam empat sore, ayahku muncul di layar televise,
betapa senangnya adik-aik saya dan ibu saya melihat ayahnya masuk televise,
heheh… karang wong ndeso.
Indonesia kaya akan alam, namun
keadaan alam yang sekarang ini membuat miris warganya. Sepanjang perjalanan di
bus yang melintasi sawah, ayahku melihat semua padi yang hendak di panen rusak
dan hancur terobrak-abrk oleh angin dan hama. Ketika hal itu diceritakan pada
Kyai Syafi’i Kajen-Lebaksiu, beliau mengatakan itulah kondisi Indonesia saat
ini, bukan Cuma sawah, kerusakan alam Indonesia sedang merajalela. Semua itu
adalah karena ulah tangan rakyat Indonesia sendiri. Kebanyakan dari mereka
tidak yang takwa sebenar-benarnya pada Allah sehingga keberkahan dari mereka
akan dicabut oleh Allah SWT. Allah berfirman :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Dari ayat diatas kita seharunya
berpikir, seandainya kita benar-benar beriman dan bertakwa maka keberkahan dari
langit dan bumi akan mudah kita dapatkan. Namun sayangnya kita warga Indonesia
umumnya sudah tergiur dengan kehidupan yang serba materialis dan hedonis sementara
kita mulai melemahkan nilai-nilai kerohaniahan yang sejatinya dapat meneguhkan
hati kita terhadap agama.
Lihatlah di sekitar kita, sebagian besar
manusia seperti telah dengan sengaja memutus urat malunya sendiri. Zina antara
dua orang malah disebut “bukti cinta”, suap dan korupsi menjadi sumber harta pribadi
yang dihalalkan oleh banyak orang, wanita tak segan-segan memamerkan dirinya
secara gratis kepada siapa saja, perzinaan pinggir jalan dilokalisasi dalam
sebuah kubangan hitam yang terlihat gemerlap, dunia semakin dikejar
siang-malam, aturan agama dilemparkan ke belakang karena dianggap tak lagi
sesuai perkembangan zaman.
Keadaan yang sekarang ini seharusnya kita
berpikir bagaimana mengembalikan atau mendapatkan keberkahan tersebut agar
kehidupan kita dan bangsa Indonesia tetap makmur Loh Jinawi. Tentunya harus
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita pada Allah SWT. Hanya merekalah yang
bertakwa yang akan bereuntung mendapatkan kebahagiaan ditengah kesulitan yang sedang
melanda ini. Semoga dengan tulisan saya dan yang membaca tulisan ini dapat
meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanan kita pada Allah SWT. Amin.
Indonesia kaya akan alam, namun
keadaan alam yang sekarang ini membuat miris warganya. Sepanjang perjalanan di
bus yang melintasi sawah, ayahku melihat semua padi yang hendak di panen rusak
dan hancur terobrak-abrk oleh angin dan hama. Ketika hal itu diceritakan pada
Kyai Syafi’i Kajen-Lebaksiu, beliau mengatakan itulah kondisi Indonesia saat
ini, bukan Cuma sawah, kerusakan alam Indonesia sedang merajalela. Semua itu
adalah karena ulah tangan rakyat Indonesia sendiri. Kebanyakan dari mereka
tidak yang takwa sebenar-benarnya pada Allah sehingga keberkahan dari mereka
akan dicabut oleh Allah SWT. Allah berfirman :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Dari ayat diatas kita seharunya
berpikir, seandainya kita benar-benar beriman dan bertakwa maka keberkahan dari
langit dan bumi akan mudah kita dapatkan. Namun sayangnya kita warga Indonesia
umumnya sudah tergiur dengan kehidupan yang serba materialis dan hedonis sementara
kita mulai melemahkan nilai-nilai kerohaniahan yang sejatinya dapat meneguhkan
hati kita terhadap agama.
Lihatlah di sekitar kita, sebagian besar
manusia seperti telah dengan sengaja memutus urat malunya sendiri. Zina antara
dua orang malah disebut “bukti cinta”, suap dan korupsi menjadi sumber harta pribadi
yang dihalalkan oleh banyak orang, wanita tak segan-segan memamerkan dirinya
secara gratis kepada siapa saja, perzinaan pinggir jalan dilokalisasi dalam
sebuah kubangan hitam yang terlihat gemerlap, dunia semakin dikejar
siang-malam, aturan agama dilemparkan ke belakang karena dianggap tak lagi
sesuai perkembangan zaman.
Keadaan yang sekarang ini seharusnya kita
berpikir bagaimana mengembalikan atau mendapatkan keberkahan tersebut agar
kehidupan kita dan bangsa Indonesia tetap makmur Loh Jinawi. Tentunya harus
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita pada Allah SWT. Hanya merekalah yang
bertakwa yang akan bereuntung mendapatkan kebahagiaan ditengah kesulitan yang sedang
melanda ini. Semoga dengan tulisan saya dan yang membaca tulisan ini dapat
meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanan kita pada Allah SWT. Amin.
No comments:
Post a Comment