GUDANG MAKALAH

Tuesday, 18 February 2014

KH. Thoha Al Chafidz dalam Pengajian Irsyadul Ibad



KH. Thoha Al Chafidz adalah seorang alim kitab sekaligus hafal alqur’an. Beliau bertempat tinggal di desa Podo, Kedungwuni. Beliau bukan orang asli Pekalongan, beliau kelahiran Magelang. Menuntut ilmu di pekalongan sejak masih muda. Awalnya beliau menimba Ilmu di simbang kulon, disitu beliau juga mengaji dengan KH. Muhammad Sa’id Bachruddin Khoirol Jaza’ yang sering akrab di panggil dengan sebutan Abah Khoiron. Seiring waktu berjalan, Abah Khoiron harus pindah dan menetap di Kranji, sehingga Abah Khoiron lebih banyak menghabiskan waktunya di Kranji, akhirnya KH. Thoha ikut pindah demi melanjutkan pengajiannya bersama abah khoiron sekaligus mengabdi kepadanya. Waktu itu Abah Koiron belum mempunyai santri yang menetap. Berawal dari KH Thoha kemudian banyak para penuntut ilmu yang lain yang ingin menimba ilmu di ndalemnya Abah Khoiron. Seiring berjalannya waku akhirnya terbentuklah sebuah lembaga pendidikan yang bernama Pondok Pesantren Asma’ Chusna di desa Kranji Kedungwuni pada tahun 1980.


Semangat belajar dan berkah dari Abah Khoiron menjadikan KH Thoha sekarang menjadi orang yang mulia. Beliau mendirikan pondok pesantren “Nurul Qur’an” di Podo. Akan tetapi beliau masih aktif mengajar di PP Asma’ Chusna setiap hari senin, malam selasa, ba’da maghrib. Kitab yang dikaji beliau untuk saat ini adalah kitab “Irsyadul Ibad”.

Satu untaian hikmah pengajian “Irsyadul Ibad” pada hari senin kemarin 17 Februari adalah :
عن أبى هريرة قال قال رسول الله ثلاث لو يعلم الناس ما فيهن ما أخذن إلا بسُهْمَةٍ حرصًا على ما فيهن من الخير والبركة التأذين بالصلوات والتهجير بالجماعات والصلاة فى أول الصفوف
Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh shohabat Abu Hurairah yang artinya bahwa ada tiga perkara yang mana jika manusia mengetahui ganjaran ketiganya maka tidak akan diambil kecuali dengan melakukan undian, sebagai bentuk kesemangatan mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam ketiga perkara tersebut, yaitu :

1.       Adzan sholat lima waktu

Ganjaran adzan sangat besar, bahkan ada yang mengatakan lebih utama dari pada ganjarannya imam sholat jamaah, sebab mu’adzinlah yang mengawali dan mengingatkan orang untuk melakukan kebaikan. Oleh karena itu seharunya kita saling mendahului untuk melakukan adzan seperti apa yang diperintahkan oleh Rasulullah :
ابتدروا الاذان ولا تبتدروالامامة
“berebutlah melakukan adzan, jangan berebut menjadi imam”

Jarang sekali orang menyadari akan pentingnya ganjaran adzan, tidak malah berebut, ironisnya kadang kita saling menyuruh satu sama lain untuk melakukan adzan tanpa dimulai dari sendirinya melakukan adzan. (Katanya sih tawadu’, tawadu’ apa males?)



2.       Bergegas melakukan jama’ah sholat lima waktu
صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
“Sholat jama’ah lebih utama daripada sholat sendirian dengan selisih 27 derajat”

Anggaplah ada orang yang akan memberi Anda Rp 1.000.000 jika shalat di rumah, dan Rp 27.000.000 dengan syarat Anda mau pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Hal apakah yang pertama kali Anda lakukan? Berangkat ke masjid? Jelas. Namun kira-kira, Anda akan berangkat dengan bersegera, atau dengan santai, menunggu sampai iqamat dikumandangkan (sebagaimana kebiasaan sebagian besar kaum muslimin, Allahul musta’an!). Ini baru permisalan dunia, belum ganjaran akhirat yang tentunya jauh lebih besar daripada itu.

Hadis tersebut menunjukkan betapa hebatnya sholat jama’ah. Kalau kita berpedoman teguh terhadap hadis tersebut, pasti masjid atau mushola sangat ramai dan penuh oleh jamaah. Tapi kenyataanya sangat nihil. Hanya segelintir orang saja yang mau berjamaah. Padahal bangunan masjid atau mushola sekarang ini sangat megah, namun orangnya tidak bergairah untuk berjamaah.



3.      Sholat di awal barisan

Menempati shaf pertama dalam shalat berjama’ah, bagi muslim laki-laki, memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini 3 keutamaan shaf pertama yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih :

1)      Mendapatkan shalawat dari Allah dan Malaikat
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الأُوَلِ
Sesungguhnya Allah dan Malaikat bersalawat untuk shaf-shaf pertama” (HR. Abu Dawud; hasan)

2)       Seperti shaf Malaikat
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَال أَلاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا. فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِى الصَّفِّ
Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami dan bersabda, ‘Tidakkah kalian ingin bershaf seperti shaf Malaikat di hadapan Tuhannya?’ Kami (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana Malaikat bershaf di hadapan Tuhannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf-shaf awal dan merapatkan shaf.” (HR. Muslim)



3)      Shaf terbaik bagi laki-laki
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
“Shaf kaum lelaki yang paling baik adalah shaf pertama dan shaf yang paling jelek adalah shaf terakhir. Sedangkan shaf kaum wanita yang paling baik adalah shaf terakhir dan yang paling jelek adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment