Tidak terasa
ramadhan akan segera berakhir. Bagi sebagian ahli hikmah, perginya ramadhan
adalah suatu kesedihan yang melanda gulana. Bagaimana tidak, bulan yang penuh
ampunan dan berkah harus pergi meninggalkannya. Mereka berandai kalau saja semua
bulan adalah bulan ramadhan...., mereka berdo’a agar bisa bertemu bulan
romadhon tahun yang selanjutnya meski ramadahan sekarang belum berakhir. Itulah
suatu pengharapan yang begitu tulus, berniatkan untuk taqorrub ilallah dan
tazkiyatunnafs.
Biarpun ramadhan
pergi yang penting bagi kita adalah mengambil buah dari bulan ramadhan ini. Sejauh
mana kita menghidupkan amalan-amalan dibulan ramadhan, sejauh itulah amal-amal
kita nanti dibulan-bulan sesudahnya. Karena ramadhan adalah cerminan bulan-bulan
yang lain. Jika selama bulan ramadhan kita banyak melakukan amal sholeh
insyaAllah dibulan-bulan yang lainpun akan lebih banyak melakukan perbuatan
baik dibanding perbuatan buruk. Hal ini juga termasuk tanda orang yang
mendapatkan lailatul qodar. Begitupula sebaliknya jika selama bulan ramadhan
lebih banyak melakukan perbuatan buruk, maka dibulan-bulan yang lainpun akan
lebih dominan melakukan perbuatan buruk, na’udzu billah.
Dengan berakhirnya
ramadhan, kita akan bertemu pada hari yang begitu mulia dan merdeka, yakni hari
raya idul fitri. Mudah-mudahan ditengah-tengah kesedihan kita yang sebentar
lagi ditinggal oleh bulan yang suci mendapat kebahagiaan dan ampunan yang melimpah
dari Allah SWT, dari orang tua, dan dari orang-orang yang pernah kita dzolimi. Amin....
Selamat hari
raya idul fitri 1435 H mohon maaf lahir dan batin, taqobbalallhu minna
waminkum.
No comments:
Post a Comment