Islam hadir ke muka bumi melalui utusannya Nabi Muhammad SAW sebagai agama yang sempurna, yang mengatur dimensi kehidupan baik secara vertikal dengan Tuhannya maupun secara horizontal dengan sesama manusia dalam hubungan sosial kemasyarakatan.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi rahmatan lil alamin ditengah - tengah pluralisme masyarakat. Oleh Karena itu Islam menekankan sikap toleransi kepada sesama manusia meskipun beda agama dalam koridor yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Dalam perspektif fiqih toleransi lintas agama secara hukum dikelompokkan menjadi tiga bentuk. Pertama, sikap toleran yang sampai melewati batas ridlo dengan adanya kekufuran. Bentuk toleransi lintas agama demikian dilarang dalam agama, sebab ridlo dengan kekufuran berarti juga kafir.
Kedua, sikap toleran dengan pergaulan baik, yang hanya sebatas penampilan dhohir. Bentuk toleransi lintas agama seperti inilah yang diperbolehkan dalam agama.
Ketiga, sikap toleran dengan wujud tolong - menolong, saling memabantu atas dasar kerabat, cinta, dan condong kepada mereka, namun tanpa meyakini kebenaran akidah mereka justru meyakini bahwa agama mereka adalah agama yang batil. Bentuk toleransi seperti ini meskipun tidak menyebabkan kufur, namun dilarang dalam agama Karena sikap demikian bisa membawa penilaian baik dan benar atau bahkan ridlo terhadap jalan mereka.
تفسير الرزى، ج: 4، ص: 168 :
واعلم أن كون المؤمن موالياً للكافر يحتمل ثلاثة أوجه أحدها : أن يكون راضياً بكفره ويتولاه لأجله ، وهذا ممنوع منه لأن كل من فعل ذلك كان مصوباً له في ذلك الدين ، وتصويب الكفر كفر والرضا بالكفر كفر ، فيستحيل أن يبقى مؤمناً مع كونه بهذه الصفة .فإن قيل : أليس أنه تعالى قال : { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } وهذا لا يوجب الكفر فلا يكون داخلاً تحت هذه الآية ، لأنه تعالى قال : { يا أيها الذين آمنوا } فلا بد وأن يكون خطاباً في شيء يبقى المؤمن معه مؤمناً وثانيها : المعاشرة الجميلة في الدنيا بحسب الظاهر ، وذلك غير ممنوع منه .والقسم الثالث : وهو كالمتوسط بين القسمين الأولين هو أن موالاة الكفار بمعنى الركون إليهم والمعونة ، والمظاهرة ، والنصرة إما بسبب القرابة ، أو بسبب المحبة مع اعتقاد أن دينه باطل فهذا لا يوجب الكفر إلا أنه منهي عنه ، لأن الموالاة بهذا المعنى قد تجره إلى استحسان طريقته والرضا بدينه ، وذلك يخرجه عن الإسلام فلا جرم هدد الله تعالى فيه فقال : { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } .
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَه (سورة المجادلة:22)
Artinya : "Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih saying dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. (Q.S. Al Mujadalah : 22)
Atas dasar deskripsi diatas, mengucapkan selamat hari natal hukumnya adalah tidak diperbolehkan, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1.Terdapat unsur memuliakan (ta'dhim)
2.Akan menimbulkan persepsi positif terhadap akidah mereka kepada khalayak umum.
3.Bisa menimbulkan kufur apabila ridlo terhadap perayaan / kekufuran mereka.
Akan tetapi jika dengan sikap seperti itu justru akan menimbulkan penilaian negatif terhadap Islam, maka diperbolehkan mengucapkan selamat hari raya natal dengan syarat ucapan tersebut bukan dalam rangka memberikan penghormatan tapi demi menampakkan keindahan dan cinta kasih dalam Islam.
Toleransi yang demikian inilah yang diperbolehkan dalam Islam untuk mengucapkan selamat natal. Namun ingat! Hanya sebatas dhohirnya (luar) saja, artinya tidak sampai menimbulkan unsur menyukai serta tidak menimbulkan persepsi salah dikalangan masyarakat awam.
Adapun mengucapkan selamat tahun baru non Islam kepada non muslim adalah diperbolehkan selama hal itu hanya berupa toleransi lahiriyah saja. Dan bila hanya sebatas ungkapan kegembiraan maka diperbolehkan sepanjang bukan atas kemaksiatan atau kekufuran dan tidak ada unsur muwaddah (cinta kasih, persahabatan) terhadap non muslim.
بجيرمى على الخطيب، ج:13، ص: 80
خَاتِمَةٌ : تَحْرُمُ مَوَدَّةُ الْكَافِرِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى : { لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاَللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ } ، فَإِنْ قِيلَ : قَدْ مَرَّ فِي بَابِ الْوَلِيمَةِ أَنَّ مُخَالَطَةَ الْكُفَّارِ مَكْرُوهَةٌ أُجِيبُ بِأَنَّ الْمُخَالَطَةَ تَرْجِعُ إلَى الظَّاهِرِ وَالْمَوَدَّةَ إلَى الْمَيْلِ الْقَلْبِيِّ .
بجيرمى على الخطيب، ج:13، ص: 81
قَوْلُهُ : ( تَحْرُمُ مَوَدَّةُ الْكَافِرِ ) أَيْ الْمَحَبَّةُ وَالْمَيْلُ بِالْقَلْبِ وَأَمَّا الْمُخَالَطَةُ الظَّاهِرِيَّةُ فَمَكْرُوهَةٌ وَعِبَارَةُ شَرْحِ م ر وَتَحْرُمُ مُوَادَّتُهُمْ وَهُوَ الْمَيْلُ الْقَلْبِيُّ لَا مِنْ حَيْثُ الْكُفْرُ وَإِلَّا كَانَتْ كُفْرًا وَسَوَاءٌ فِي ذَلِكَ أَكَانَتْ لِأَصْلٍ أَوْ فَرْعٍ أَمْ غَيْرِهِمَا وَتُكْرَهُ مُخَالَطَتُهُ ظَاهِرًا وَلَوْ بِمُهَادَاةٍ فِيمَا يَظْهَرُ مَا لَمْ يُرْجَ إسْلَامُهُ وَيَلْحَقُ بِهِ مَا لَوْ كَانَ بَيْنَهُمَا نَحْوُ رَحِمٍ أَوْ جِوَارٍ ا هـ
INGAATT!!!!! Penyampaian ucapan beda dengan perayaan.
emg islam adalh agama yang kuat dan tidakakan mampu dikalahkan oleh org kafir akan tetapi islam lemah gara2 org islam yang bodoh, yg sok pinter,maka hai org2 yg islam belajarlah islam secara menyeluruh jgn tonjolkn emosi tpi tunjukan bahwa islam rahmatan lilalamin
ReplyDelete