PEKALONGAN--Para peserta pelatihan 'Santri Indigo' tahap ke II angkatan ke-tiga, yang digelar di pondok pesantren (ponpes) modern Al Quran, Buaran, Kota Pekalongan, Jawa Tengah mendapatkan pelajaran berharga dari Jurnalis sekaligus Game Music Composer, Eko Ramaditya Adikara.
Pada acara tersebut menghadirkan sosok manusia yang luar bisa, dua pelaksanaan pelatihan yang diusung Republika dan PT Telkom Tbk ini menghadirkan Rama -- panggilan akrab Eko Ramaditya Adikara-- yang dengan keterbatasan fisik (tuna netra) ternyata mampu memanfaatkan teknologi informasi (IT). "Keterbatasan fisik, bukan berarti hambatan bagi seseorang untuk menekuni dunia IT. Kuncinya adalah tekad dan kemauan keras untuk belajar," ungkap Rama di hadapan seratus peserta yang terdiri para santri dan pendampingnya, Kamis (28/1).
Rama banyak memberikan pencerahan dan bagi- bagi pengalaman kepada para santriwan dan santriwati peserta pelatihan ini. Khususnya dalam perjalanan hidup serta proses- proses pencapaian seperti sekarang.
Selain tekad dan kemauan, Rama juga mengajarkan ketekunan dan disiplin diri dalam melaksanakan setiap kewajibannya. Karena apa yang sekarang diraih merupakan buah dari sikap ini. Sekalipun tuna netra, ia begitu fasih dalam menguasai pembuatan software, menulis artikel, menciptakan backsound music untuk mengiringi musik games beserta seabrek kemampuan dalam memanfaatkan IT..
Mas Rama....... Hebat sekali kau, melihatmu seperti mimpi saja.
Gak seperti aku, punya mata tapi buta, buta terhadap teknologi, buta terhadap bahasa inggris, rama kau adalah segalanya.............
Subhanallah.......Engkau memanga Maha Adil..... menciptakan manusia yang lemah tapi punya keistimewaan yang luar biasa.........
Ya Allah aku ingin bisa menguasai teknologi seperti Mas Rama
No comments:
Post a Comment