GUDANG MAKALAH

Friday 26 February 2010

Shalawat sebagai Lantaran Doa

Sungguh anugerah yang sangat besar kita hidup dalam keadaan Islam, tak ada bandingnya kita yang terpilih sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Sebagai umatnya kekasih Allah SWT.

Sudah tercatat sebelumnya pada zaman azali bahwa kita adalah umat Nabi Muhammad SAW. Yang pada detik ini engkau duduk dengan manis menghadap sebuah layar yang terhubung keseluruh dunia untuk mengucapkan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. اللهم صل على وسلم على سيدنا محمد . ucapkanlah dengan ikhlas.

Saudara-saudaraku penting sekali bagi kita untuk bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Penting bukan berarti mendoakan sang pemimpin kita agar beliau selamat di akhirat. Karena sesungguhnya tanpa doa kita semua pun beliau tetap berada di sisi Allah SWT. Sebab Nabi Muhammad adalah kekasih Allah SWT. Pentingnya bersalawat adalah agar ucapan tadi berubah menjadi barakah yang kembali kepada si pembaca. Membaca shalawat ibarat menuangkan air kedalam gelas yang sudah terisi penuh dan air yang muntah akan menyebar hingga mengenai orang yang menuangkan.

Membaca salawat ke[ada Nabi merupakan sebuah lantaran doa kita kepada Allah SWT. Yang menjadikannya doa kita diterima oleh Allah SWT.

Analogi
Ada dua orang anak, yang satu disayang oleh orang tuanya dan yang satunya lagi biasa saja bahkan agak dibenci oleh orang tuanya. Anak yang disayang selalu diberi ketika ia meminta sesuatu kepada orang tuanya. Tanpa pikir panjang orang tua tersebut langsung memberinya berapapun besarnya yang Yudi minta (sebut saja Yudi adalah anak yang disayang). Namun ketika Kharis yang dibenci orang tuanya meminta sesuatu kepada orang tuanya selalu ada perasaan yang mengganjal pada diri orang tuanya. Mereka selalu mikir dua kali untuk memberinya bahkan terkadang tidak diberi. Sungguh malang sekali nasibmu Kharis?

Suatu ketika Kharis minta uang kepada ibunya. Dengan akal yang cerdik Kharis berkata :"Bu.. saya minta uang lima ratus ribu buat Yudi yang sedang sakit, dia butuh berobat". Kemudian Kharis menemui Yudi dan berkata "Yud..aku dapat uang lima ratus ribu dari ibu". Tersentak kaget hati Yudi "Ko' bisa?" ia merasa heran. "Aku minta uang kepada ibu mengatasnamakan dirimu yang sedang sakit dan ibupun mengasihnya. coba kalau terus terang uang itu untuk saya pasti tidak akan dikasih. dan sekarang kamu tidak sakit maka kamu tidak butuh unag ini bukan? Kharis menjelaskan panjang lebar. "Iya,, silahkan ambil saja uang itu untukmu" saut Yudi.

Saudaraku..... kita tidak tahu apakah kita termasuk yang disayang Allah? atau justru sebaliknya kita adalah yang dilaknat Allah, Naudzubillah min dzalik.... sepintas kita melihat amal ibadah kita yang belum tentu diterima tetapi maksiat kita selalu bertambah, apakah kita pantas termasuk orang yang disayang Allah? Merasalah bahwa kita adalah orang yang paling hina, lemah, tak berdaya, tak pantas dipuji Allah.

Saudaraku seandainya kita adalah orang yang tidak disayang Allah -oleh sebab amal kita yang amburadul- seperti halnya Kharis dalam cerita di atas yang tak disayang orang tuanya, logikanya Allah SWT enggan mendengarkan dan mengabulkan permintaan kita. tetapi apabila kita berdoa mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW dengan senantiasa iringan shalawat kepadanya seperti halnya Kharis mengatasnamakan Yudi insyaAllah, Allah akan mengabulkan doa kita.

Saudaraku,.......perbanyaklah baca shalawat, terlebih sekarang adalah bulan Maulid.

Tuesday 9 February 2010

Pelajaran Berharga dari Pemilik Keterbatasan Fisik

PEKALONGAN--Para peserta pelatihan 'Santri Indigo' tahap ke II angkatan ke-tiga, yang digelar di pondok pesantren (ponpes) modern Al Quran, Buaran, Kota Pekalongan, Jawa Tengah mendapatkan pelajaran berharga dari Jurnalis sekaligus Game Music Composer, Eko Ramaditya Adikara.


Pada acara tersebut menghadirkan sosok manusia yang luar bisa, dua pelaksanaan pelatihan yang diusung Republika dan PT Telkom Tbk ini menghadirkan Rama -- panggilan akrab Eko Ramaditya Adikara-- yang dengan keterbatasan fisik (tuna netra) ternyata mampu memanfaatkan teknologi informasi (IT). "Keterbatasan fisik, bukan berarti hambatan bagi seseorang untuk menekuni dunia IT. Kuncinya adalah tekad dan kemauan keras untuk belajar," ungkap Rama di hadapan seratus peserta yang terdiri para santri dan pendampingnya, Kamis (28/1).

Rama banyak memberikan pencerahan dan bagi- bagi pengalaman kepada para santriwan dan santriwati peserta pelatihan ini. Khususnya dalam perjalanan hidup serta proses- proses pencapaian seperti sekarang.

Selain tekad dan kemauan, Rama juga mengajarkan ketekunan dan disiplin diri dalam melaksanakan setiap kewajibannya. Karena apa yang sekarang diraih merupakan buah dari sikap ini. Sekalipun tuna netra, ia begitu fasih dalam menguasai pembuatan software, menulis artikel, menciptakan backsound music untuk mengiringi musik games beserta seabrek kemampuan dalam memanfaatkan IT..



Mas Rama....... Hebat sekali kau, melihatmu seperti mimpi saja.

Gak seperti aku, punya mata tapi buta, buta terhadap teknologi, buta terhadap bahasa inggris, rama kau adalah segalanya.............


Subhanallah.......Engkau memanga Maha Adil..... menciptakan manusia yang lemah tapi punya keistimewaan yang luar biasa.........

Ya Allah aku ingin bisa menguasai teknologi seperti Mas Rama


Pelajaran Berharga dari "santri indigo"



Selama 2 hari, yaitu 27-28 Januari 2010 dilakukan Pelatihan Digital Santri Indigo, bertempat di Pondok Pesantren Al-Quran Modern Buaran Pekalongan. Kegiatan ini dihadiri 100 orang santri dan asaatidz perwakilan dari berbagai pesantren di Pekalongan dan tetangga Pekalongan salah satunya adalah PONDOK PESANTREN ASMA' CHUSNA (Kranji Kedungwuni Pekalongan)

Indigo sendiri merupakan singkatan dari Indonesia Digital Community. Dan sesuai dengan keinginan Telkom-Republika membuat kehidupan pesantren lebih modern maka program tersebut diperkenalkan sebagai Santri Indigo. Program Santri Indigo merupakan program nasional dari Republika dan Telkom, untuk menyebarluaskan komunikasi kreatif digital ke berbagai pesantren di tanah air.

Kegiatan Santri Indigo berupa pelatihan dan motivasi kepada santri atas pentingnya internet untuk berdakwah. santri mendapatkan pelatihan, mulai cara mengakses internet, belajar menggunakan internet, dan membuat web blog di internet. Pendeknya santri mendapat paradigma baru sehingga nantinya dapat berdakwah melalui dunia cyber.

Alhamdulillah setelah mengikuti pelatihan internet dalam santri indigo di Ponpes Modern Al Quran Buaran Pekalongan, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya bisa mengotak-atik internet, menjelajahi dunia maya. Selain mengikuti pengajian di Ponpes saya sekarang bisa mengikuti pengajian online di berbagai situs-situs islami melalui media internet. Ini semua tentunya berkat jasa santri indigo. Terima kasih santri indigo. Teruskan perjuanganmu membentuk santri digital di seluruh pesantren Indonesia agar santri Indonesia bisa berdakwah di dunia maya.

Saturday 6 February 2010



Syiar Dakwah Digital


Telkom dan harian umum Republika memang patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak?
Kerjasamanya mengadakan “santri indigo” sangat tepat dengan tuntutan zaman sekarang
Zaman sekarang yang serba elektris, serba digital, serba cepat, perlu dihadapi dengan kemampuan yang memadai
Dakwah islam pun perlu memasuki dunia maya, dunia elektro,
dunia digital atau apalah namanya

Terima kasih Telkom Indonesia, terima kasih Republika, terima kasih santri indigo!!!!!

Semoga perjuanganmu membentuk santri digital terus berjalan lancar,,, aminnnn……
Ayo dakwah bersama, jadikan internet sebagai sarana “
Syiar Dakwah Digital”….OK.

Sukses santri indigo