Pondok
pesantren Asma’ chusna baru saja mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
sekaligus Chaul Syaikh Abdul Qodir Al Jailani RA. Acara tersebut merupakan
hajatan yang sudah teragenda dalam setiap tahunnya oleh jam’iyah putra pengajian
Malam Ahad dan jam’iyah putri pengajian Jum’at Kliwon Pagi, dan didukung oleh
segenap keluarga besar ponpes Asma’ Chusna.
Rangkaian
acara dimulai dengan untaian sholawat oleh “Asma’ Chusna Rebana Group”,
dilanjutkan dengan pembacaan qosidah Asma’ul Chusna dan Manaqib Syekh Abdul
Qodir Jailani oleh KH. Lutfi Sa’ied, serta do’a oleh KH. Achmad Mukhlish
Chasani. Sebagai pembacaan Maulid dipimpin oleh Ustadz Rozi Shofar.
Dalam acara
tersebut dihadiri oleh beberapa ulama pekalongan termasuk diantaranya adalah
Habib Baqir Al Athos, Habib Abdurrahman, KH. Zawawi Dured, dan lain sebagainya.
Dan sebagai pembicara oleh KH. Zainal Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren Al
Arifiyah – Medono Pekalongan).
KH. Zainal
Arifin memberikan pencerahan bahwa kenapa hari ulang tahun nabi harus
diperingati? “Karena Nabi adalah ma’shum, manusia yang terjaga dari melakukan
dosa” singkat beliau. Beliau juga menyampaikan bahwa Nabi adalah makhluk
terbaik diantara makhluk yang lain, sehingga tidak ada salahnya kita
memperingati hari lahirnya. Hal ini berbeda dengan kita sekalipun sekelas aulia
yang tidak boleh membesar-besarkan peringatan hari lahir. Hanya saja dibolehkan
untuk mengadakan akhir kehidupan (chaul). Maka cukup dengan Chaul Syekh
Abdul Qodir bukan Maulid Syekh Abdul Qodir.
Kemudian
beliau juga menyampaikan bahwa salah satu tanda orang akan mati adalah hidup.
Ini merupakan tanda yang kadang kita tidak pernah menyadarinya. Artinya setiap
orang itu pasti akan mati, maka apa yang kita lakukan dengan hidup kita untuk
menyambut mati. seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ ٱلْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan
mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia
memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya”.
Beliau juga menyampaikan
bahwa kita harus mempunyai sangu mati (persiapan untuk menghadapi mati). Diantaranya
yaitu :
1.
Do’a
Do’a adalah harapan kepada Allah
agar kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Do’a agar kita selamat dari
kematian adalah :
يا الله بها ياالله
بها # يا الله بها ياالله بها # يا الله بحسن الخاتمة
2.
Usaha
Usaha yang kita lakukan adalah
kita harus senang kepada habaib dan ulama. Mereka adalah orang-orang sholeh. Dan
orang-orang sholeh bisa memberikan syafaat kita di hari kiamat nanti.
3.
Waktu Sholat
Dalam menjalankan sholat lima
waktu kita harus tepat mengerjakannaya. Karena ibadah sholat berbeda dengan
ibadah mahdoh yang lainnya. Sholat adalah ibadah yang utama. Merupakan
amal yang pertama kali dihisab. Jika shalat kita diterima pasti ibadah-ibadah
yang lain diterima.
4.
Istiqomah
Istiqomah dalam ibadah akan
menjadikan seseorang mempunyai karomah yang luar biasa. Istiqomah walaupun
sedikit itu lebih utama daripada banyak amal tapi tidak istiqomah. Hal ini
terbukti pada ulama-ulama terdahulu. Seperti Mbah Kholil Bangkalan,
dikisahkan bahwa ketika beliau diundang dalam sebuah acara untuk membaca
tahlil, beliau tidak seperti adat (kebiasaan) para kyai yang diundang
untuk membaca tahlil. Ketika beliau datang pada acara tersebut, beliau hanya membaca
kalimat لا اله الا الله
satu kali. Akhirnya sohibul hajat protes pada mbah kholil, akan tetapi mabah
kholil lanbgsung membuktikannya bahwa bobot kalimat لا اله
الا الله ternyata tak
sebanding dengan seekor sapi dari sohibul hajat.
Suatu kisah lagi adalah Mbah Mutamakin
Pati, pada saat beliau dikepung oleh kebengisan orang-orang Belanda,
ternyata mata mereka tidak bisa melihat Mbah Mutamakin, hanya karena beliau
membaca ayat :
وَجَعَلْنَا
مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ
لَا يُبْصِرُونَ
Itu adalah surat yasin yang biasa
setiap jum’at kita baca. Tapi tetap saja selalu konangan oleh bapak
polisi saat razia sepeda motor.
Kisah lagi diceritakan bahwa Mbah
Ihsan Jampes adalah seorang ulama terkenal pada masanya, pengarang kitab Siraj
Al Thalibin syarah Minhaj Al Abidin. beliau mempunyai satu santri yang bodoh
sekali. Suatu ketika santri itu hanya disuruh untuk membuka mulutnya kemudian
diludahi oleh Mbah Ihsan Jampes, ternyata yang terjadi adalah besoknya santri
itu langsung bisa membaca kitab kuning gundul.
Terakhir adalah Mbah Hisyam,
beliau terkenal alim, disegani oleh masyarakat, yang sering beliau lakukan
adalah memberikan mauidoh hasanah diberbagai tempat, akan tetapi isi pidatonya
singkat sekali. Singkatnya isi pidato justru malah lebih merasuk pada para
pengunjung sehingga nasihatnya selalu dilaksanakan oleh jama’ahnya.
5.
Takwa & Tawakal
Hal yang terakhir kita lakukan agar
kita selamat dari kematian adalah Takwa dan Tawakkal. Suatu bacaan khusus yang
pernah diperintahkan oleh Al Habib Bakir kepada beliau KH. Zainal Arifin
diwaktu sebelumnya adalah :
حسبن
الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
Dengan memperbanyak do’a tersebut hidup kita akan
menjadi tenang dari berbagai taqdir. Dan dengan takwa kepada Allah hidup kita
akan selalu diberkahi oleh Allah SWT, diberikan rizki yang tidak kita sangka.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Demikianlah uraian singkat isi dari pengajian
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Chaul Syaikh Abdul Qodir Al Jailani RA
di Pondok Pesantren Asma’ Chusna Kranji Kedungwuni Pekalongan pada hari Jum’at
Kliwon pagi tanggal 5 Jumadil Awwal 1435 H / 7 Maret 2014 M.