A. LATAR BELAKANG MASALAH
Wanita adalah sosok yang amat sering dijadikan sorotan dalam setiap kehidupan, baik dandanannya, pakaiannya, tingkah lakunya, sampai kegerak tubuhnya. Semuanya menjadi bagian terpenting dari kehidupan wanita Karena mengandung unsur etika.
Baik buruknya wanita akan tercermin dari bentuk dhohirnya dalam menutup aurat yaitu dengan berbusana. Busana menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia karena mengndung unsur etika dan estetika.[1] Hal ini karena busana adalah bentuk dhohir sebagai sesuatu yang pertama kali dilihat oleh orang lain yang secara spontan bisa terbentuk sebuah nilai atau persepsi dari orang yang melihatnya.
Aurat sendiri bermakna النُّقْصَانُ وَالشَّيْءُ الْمُسْتَقْبَحُ (kekurangan dan sesuatu yang menyebabkan celaan).[2] Disebut seperti itu karena ia akan mendapat celaan jika terlihat. Adapun الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ"Wanita adalah aurat"[3] demikian petikan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Attirmidzi. Oleh sebab itu sudah seharusnya wanita muslimah menutup auratnya secara baik dan benar.
Kewajiban menutup aurat ini merupakan salah satu syariat Allah yang harus dijalankan sebagaimana syariat – syariat Islam lainnya seperti sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Penerapan syariat Islam tentang kewajiban menutup aurat ini memiliki tujuan luhur, yakni menjaga kehormatan dan kesucian masyarakat muslim baik secara fisik maupun kepribadiannya, yang tentu pada akhirnya bermuara pada tujuan akhir Islam secara keseluruhan, yaitu untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lillalamin. Namun pada praktiknya, tidak semua perempuan muslimah mempunyai pemahaman dan kesadaran yang sama mengenai konsep tersebut, meski dalam berbagai kajian keislaman seringkali menyinggung hal ini.[4]
Seorang muslimah yang memiliki dasar keimanan kuat tentu akan dengan penuh keihlasan bahkan kebanggaan jika ia menutup aurat dengan baik dan benar. Karena menutup aurat secara benar merupakan cerminan kepribadiannya yang akan menampakkan keindahan dan kebaikan kepribadian muslimah yang senantiasa menjaga kehormatan diri dan agamnya. Jika sebaliknya artinya tidak menutup aurat berdasarkan syariat Islam maka akan tampak kejelekan oleh persepsi orang lain tentang kejelekan akhlaknya sehingga turunlah kehormatan dirinya dan agamanya.
Imam Syafi'I sebagai mujtahid mustaqil telah memberikan kontribusi yang sangat bermakna tentang aurat. Hasil ijtihadnya mengenai aurat merupakan sumbangsih untuk menjauhkan dari segala yang tidak diinginkan yaitu timbulnya fitnah dan untuk membentuk kepribadian muslimah. Maka dari itu Imam Syafi'I dan ulama' syafi'iyah lainnya telah memberikan batas – batas aurat wanita yang harus diperhatikan secara maksimal oleh kaum wanita.
Berangkat dari pemikiran diatas, hendaknya perlu diadakan pengkajian lebih mendalam mengenai etika menutup aurat bagi kaum wanita dalam perspektif Imam Syafi'I sebagai upaya untuk membentuk kepribadian muslimah.
Penelitian dan pengkajian ini tertulis dalam sebuah skripsi dengan judul "ETIKA MENUTUP AURAT BAGI KAUM WANITA DALAM PERSPEKTIF IMAM SYAFI’I SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIMAH" berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa aspek yang mendorong pemilihan judul skripsi ini :
1. Wanita merupakan tiang Negara, dimana jika wanitanya baik maka Negara tersebut akan maju tapi jika wanitanya buruk maka Negara akan hancur.
2. Menutup aurat tidak sekedar menutup tubuh, karena jika pakaian itu hanya sekedar penutup tubuh, maka berpakaian ketat tidak menjadi persoalan. Namun bukan itu yang diharapkan dalam Islam. Islam mengharapkan kepada wanita untuk bersyukur kepada Allah tentang makna dibalik menutup aurat yang tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh.
3. Otentisitas hasil ijtihad para ulama kurang begitu diperhatikan oleh mayarakat. Salah satunya adalah masalah aurat khususnya aurat wanita
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana batas – batas aurat wanita dalam perspektif Imam Syafi'i?
2. Bagaimana bentuk – bentuk kepribadian muslimah?
3. Bagaimana upaya Imam Syafi'I terhadap etika menutup aurat dalam membentuk kepribadian muslimah?
Untuk menghindari salah paham dalam persepsi atau penafsiran, maka penulis menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan istilah dan pembatasan dalam penelitian ini.
- Etika menutup aurat
Etika adalah tingkah laku, tata karma, sopan santun.[5] Aurat secara bahasa berarti malu, aib, buruk. Dalam Islam yang dimaksud dengan aurat adalah batas minimal dari anggota tubuh manusia yang wajib ditutup Karena perintah Allah.[6]
- Perspektif
- Imam Syafi'i
Imam Syafi'I adalah salah satu imam dari empat madzhab. Ia merupakan seorang ulama ahli fiqih yang boleh dijadikan pegangan dalam menentukan sebuah hukum.
- Kepribadian muslimah
Kepribadian muslimah merupakan sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain.[7]
C. TUJUAN PENELITIAN
Bertumpu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan batas – batas aurat wanita dalam perspektif Imam Syafi'i.
2. Mendeskripsikan bentuk – bentuk kepribadian muslimah.
3. Mengetahui upaya Imam Syafi'I terhadap etika menutup aurat dalam membentuk kepribadian muslimah.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Teoritis, dapat menyumbangkan pengetahuan tentang teori Imam Syafi'I tentang aurat dan kepribadian muslimah.
2. Praktis, dapat dijadikan referensi pendidik untuk mengaplikasikan teori tentang aurat dalam dunia pendidikan Islam baik lembaga formal maupun nonformal.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisis Teoritis
2. Kerangka Berfikir
F. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
a. Pendekatan
Penelitian ini mengggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya.[8]
b. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research (kepustakaan)[9], yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam – macam materi yang terdapat di ruang kepustakaan, misalnya : buku, majalah, naskah, catatan, dan lain - lain yang berhubungan dengan judul tersebut.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini terdapat sumber data :
a. Sumber data primer
Adalah buku yang ada kaitannya dengan judul. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah :
- Berjilbab dan Tren Buka Aurat, Deni Sutan Bahtiar, 2009.
- Kitab Al Umm karya Imam Syafi'I
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang bukan asli tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Yang dijadikan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah kitab-kitab fiqih ulama syafi'iyah, skripsi, dan artikel.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengupulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.[10] Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan library research yaitu mencari data dengan cara melakukan penelusuran terhadap buku-buku, sejumlah tulisan perpustakaan, dan menelaahnya.[11]
Pengumpulan data-data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut :
a. Membaca dan menelaah dengan teliti untuk dimengerti dan dipahami dengan baik.
b. Menghimpun data yang berkaitan dengan subyek penelitian.
c. Mengelompokkan data yang sudah terhimpum kemudian disusun dalam bab dan sub bab guna mempermudah dalam menganalisa data.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data digunakan beberapa metode diantaranya :
a. Analisis deskriptif, yaitu bertujuan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti susuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan.[12] Analisis ini hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.
b. Analisis deduktif, yaitu berpikir dari suatu pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak dari pengetahuan umum itu kita kehendaki meneliti kejadian khusus.[13] Metode ini digunakan dalam pembahasan yang bersifat teoritis, yaitu untuk menganalisa buku-buku literature yang ada guna memberikan penjelasan dan permasalahan yang secara garis besar kemudian dijelaskan lebih rinci sehingga akan mudah dipahami.
c. Content analisys {kajian isi} yaitu analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Kajian isi juga berarti suatu teknik yang digunakan untukmenarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. [14] hal ini bisa berup kritik internal maupun kritik eksternal.
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai skripsi ini, maka secara global penulis merinci dalam sistematika penulisan ini sebagai berikut :
Bagian awal meliputi halaman sampul luar, halaman sampul judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman nota pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstark, kata pengantar, daftar isi.
Bagian pokok meliputi :
Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang konsep aurat yang mencakup hukum dan batas-batas aurat wanita dan biografi Imam Syafi'i yang mencakup latar belakangnya, karyanya, dan pemikirannya tentang aurat.
Bab III berisi tentang kepribadian muslimah meliputi pengertian kepribadian muslimah, aspek-aspek kepribadian, pokok-pokok kepribadian bentuk-bentuk kepribadian muslimah, nilai kepribadian muslimah, factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian muslimah,
Bab IV berisi analisis tentang etika menutup aurat bagi kaum wanita dalam perspektif Imam Syafi'I sebagai upaya membentuk kepribadian muslimah. Analisis ini berdasar pada penggalian data yang didapatkan pada bab sebelumnya. Akhir dari bab ini adalah analisis terhadap relevansi pemikiran Imam Syafi'i tentang aurat dalam membentuk kepribadian muslimah di Indonesia.
Bab V penutup dari serangkaian pembahasan yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
Bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
[1] Berjilbab danTren Buka Aurat,
[2] Syamsuddin Muhammad Asyarbiny, Mughni al Muhtaj, (Beirut : Dar al Fikr, 2006), h. 451, juz 2.
[3] Muhammad bin Isa, Sunan Attirmidzi, (Maktabah al Asyamilah), juz 4, h. 406
[4] Ahmad Mustakim, Kolerasi Pemahaman Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan tentang Fungsi Jilbab dengan Kepribadian Muslimah, Skripsi, 2009, h. 1.
[5] LH Santoso, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya : CV Pustaka Agung Harapan), h. 198
[6] Deni Sutan Bahtiar, Berjilbab & Tren Buka Aurat, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2009), cet. Ke-1, h. 29
[7] Santoso & Priono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : kartika, 1995), h. 328
[8] Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-22, h.6
[9] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h. 16
[10] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-7, h.100
[11] Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1983), h.183
[12] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,… h. 386
[13] Sutrisno Hadi, Metodologi…. H. 27
[14] Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Rakerasin, 1996), h. 49