وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُون (القران سورة يسوف : 105
Dan banyak sekali tanda-tanda (keberadaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya sedang merka berpaling daripadanya. (Q.S. Yusuf : 105)
Banyak dikalangan masyarakat khususnya para fanatisme nenek moyangnya memandang bahwa Islam adalah agama yang doktrinal, sehingga harus dibedakan dengan ilmu pengetahuan yang notabene bersifat trial and error, artinya boleh jadi penelitian ilmiah berdasarkan kenyataan sekarang benar tetapi akan lain hasilnya di hari esok.
Kita jadi bertanya-tanya, benarkah Islam adalah agama yang indoktrinasi, dogmatis, dan berlawanan dengan pengetahuan umum? -pertanyaan ini pernah saya terima dari sang kyai saya-. Kalau iya, kenapa banyak ayat al-Qur'an yang menyuruh kepada kita menggunakan akal kita untuk berfikir, memahaminya, dan berangan-angan? Bahkan meninggikan derajat para ilmuan dan merendahkan orang-orang yang tidak berakal?
Apakah berarti orang-orang yang berakal adalah hanya orang-orang yang tiap harinya mengaji al-Qur'an saja bahkan tanpa mengangan-angankannya? Mengkaji kitab kuning, sendiko dawuh terhadap kyai, dan lain sebagainya?.
Belum tentu mereka yang tiap hari kesana kemari membawa kitab kuning, mengkajinya, membaca al-Quran, solat, dan ibadah lainnya akan mendapatkan suatu kemuliaan dari Allah SWT. Dan ingatlah Allah hanya menilai dari hati manusia masing-masing. Maka semuanya tergantung pada niatnya.
Membaca al-Quran dengan niatan yang jelek justru akan menjatuhkannya ke tempat yang hina sebaliknya mengkaji pengetahuan dengan niatan mencari ridlo Allah justru akan meniggikan derajatnya di akhirat nanti InsyaAllah............
Maka mohon maaf kepada semua Kyai dan dewan asatidz saya yang telah mengomentari saya "buat apa mencari ilmu pengetahuan umum"? dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada panjenengan cabalah panjenengan mengerti, khususnya dengan kenyataan dunia sekarang ini yang selalu menuntut untuk terjun kedalam globalisasi.
Kita mengetahui didalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat qouliyah yang lebih menitikberatkan kepada nilai-nilai agama. Tetapi kita tidak bisa mengelakkan ilmu-ilmu Allah yang terhampar di jagad raya ini, yang sering kita sebut sebagai ayat-ayat kauniyah. Kedua jenis ayat tersebut jika dipelajari akan bertemu pada satu titik yang sama, yaitu : mendekatkan diri kepada Allah.
Belajar dari ayat-ayat qouliyah akan mengantarkan kita kepada Allah. Belajar dari ayat-ayat kauniyah pun akan mengantarkan kita kepada Allah. Kita sodaqoh, membantu sesama dengan niatan ikhlash akan mendapatkan lebih dekat bertemu dengan Allah, berbeda jika dengan berniat untuk riya'. Begitu juga kita belajar tentang isi alam semesta ini dengan niatan ikhlash mencari ridlo Allah tentunya juga akan mendapatkan diri kita dekat dengan Allah, berbeda apabila dengan niatan untuk menjatuhkan pendapat ilmuan lain atau sombong, tentunya akan menjerumuskannya kedalam kesesatan. Jadi sekali lagi segalanya tergantung pada niat kita
انما الاعمل بالنية
Sahnya segala amal adalah pada niatnya
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
Sudah jelas ayat diatas menerangkan bahwa tanda-tanda orang-orang yang berakal yaitu terdapat pada orang-orang yang selalu berdzikir dan memikirakan penciptaan dari Allah (langit dan bumi serta isinya).
Al-Qur'an mengajarkan kepada kita untuk memadukan antara bedzikir sekaligus berfikir baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, terus berusaha memahami ayat-ayat kauniyah Allah.
Ayat-ayat kauniyah Allah secara rinci hanya diajarkan pada bangku sekolah umum, hanya sebagian pesantren yang sudah modern menampu muatan pelajaran umum. Begitu juga sebaliknya sekolah umum lebih dominan menagajarkan ilmu-ilmu umum, dan kurang akan ilmu agamanya.
Ayat-ayat kauniyah Allah secara rinci hanya diajarkan pada bangku sekolah umum, hanya sebagian pesantren yang sudah modern menampu muatan pelajaran umum. Begitu juga sebaliknya sekolah umum lebih dominan menagajarkan ilmu-ilmu umum, dan kurang akan ilmu agamanya.
Bagaimana kalau keduanya dipadukan, to the point nyantri yo nyekolah utowo nguliyah?
Tentunya akan lebih menambahkan wawasan yang lebih luas. Menjadi ulama yang intelek dan intelek yang ulama.
Doakan aku..............................
Pembuktian ayat-ayat kauniyah Allah
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) الغاشية : 17
Tentunya akan lebih menambahkan wawasan yang lebih luas. Menjadi ulama yang intelek dan intelek yang ulama.
Doakan aku..............................
Pembuktian ayat-ayat kauniyah Allah
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) الغاشية : 17
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.
Ayat ini memancing kita untuk memahami binatang, tidak hanya unta, karena disebutkan juga binatang selain unta pada ayat yang lain, seperti : burung, semut, lebah, lalat, nyamuk, dan sebagainya
أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (79) النحل : 79
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari pada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman.
Angan-anganlah arti yang saya garis bawahi.
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) الغاشية : 18
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) الغاشية : 18
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Ayat diatas Allah sedang memancing kepada kita untuk mempelajari tentang astronomi dan kosmologi. Sebab dengan mengenal penciptaan langit itu kita akan memahami betapa Maha Besarnya Allah sang Pencipta langit dan bumi.